Archive

Archive for the ‘tulisan’ Category

Sendratari Ramayana; Tonggak Baru Hiburan Kesenian

December 27, 2012 Leave a comment

Sejarah Terciptanya Sendratari Ramayana

Dalam hand out yang ditulis R.M. Soedarsono dalam Seminar Festival Ramayana Tingkat Nasional 2012 tanggal 12-15 Oktober 2012 di Prambanan mengungkapkan bahwa sejarah terciptanya Sendratari Ramayana adalah sebagai berikut :

Sendratari Ramayana merupakan genre terbaru dari Ramayana di Jawa. Kisahnya bermula ketika Pangeran Harya Jatikusuma yang menjabat sebagai Menteri Perhubungan Darat, Pos dan Telekomunikasi berkeinginan menampilkan pertunjukkan yang laku di kalangan wisatawan. Bali sejak dahulu merupakan pintu gerbang utama dan pertama untuk wisatawan mancanegara. Bali sejak perempat kedua abad ke- 20 sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Mosok di Indonesia tidak ada daerah lain yang menarik. Pikir punya pikir akhirnya Jawa Tengah yang dipilihnya sebagai pintu gerbang kedua setelah Bali, yaitu wilayah yang letaknya di antara dua provinsi DIY dan Jawa Tengah, yaitu di depan Candi Prambanan.

Pada tahun 1960 beliau mengadakan perjalanan ke Asia Tenggara, dan yang dituju pertama kali adalah Kamboja yang memiliki bangunan keagamaan yang bernama Angkor Wat. Di sana beliau menyaksikan pertunjukan Ramayana yang ditampilkan oleh grup Ballet Royale du Camboge. Setelah kembali ke Indonesia dan melapor kepada presiden, maka dimulailah memikirkan tempat pertunjukkan di depan Candi Prambanan. Bangunan raksasa dimuai dengan mengacu ke Angkor Wat yaitu panggung terbuka yang besar. Proyek raksasa ini pembangunannya diserahkan kepada Insinyur Harsono dari UGM. Dengan ditemani oleh 1.200 teknisi dan pekerja, pembangunan ini selesai dalam kurun waktu 90 hari. Maka terciptalah pada tahun 1961 panggung terbuka yang mengacu kepada Angkor Wat serta amphitheater di barat dengan panjang panggung 50 meter dan lebar 12 meter serta tempat duduk yang berbentuk tapal kuda yang bisa menampung antar 2000-3000 penonton.

Pakar tari yang diberikan mandat untuk nggarap koreografinya adalah Pangeran Surjohamijaya dan Dokter Suharsa yang dibantu sejumlah tenaga inti yaitu Raden Tumenggung Kusumokesawa serta penggarap iringannya oleh Ki Wasitadipura. Adapun busana di desain oleh seniman seni rupa Kusnadi. Penari dan pengrawit serta tenaga lainnya berjumlah 865 orang. Adapun istilah ‘sendratari’ sendiri diusulkan oleh seorang seniman yang bernama Anjar Asmara. Istilah itu merupakan kependekan  dari seni, drama, dan tari.

Pertunjukan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 1961, yang koreografinya selesai dikerjakan dalam waktu 52 hari. Dalam perjalanannya, ternyata tata letak panggung terbuka menyalahi peraturan arkeologi, yaitu terlalu dekat dengan candi. Maka pada pertengahan tahun 1980 mulai dibangun panggung terbuka yang lebih kecil yang terletak di sebelah barat Candi Prambanan, akan tetapi masih bisa melihat dengan jelas bangunan candi. Panggung terbuka yang baru mampu memuat sekitar 1000 penonton. Selain itu, dibangun juga panggung yang lebih kecil lagi yang terletak di sampingnya, yaitu Panggung Trimurti yang memuat penonton sekitar 300-400 orang.

Image

~ foto dokumentasi pementasan Sendratari Ramayana UKJGS UGM

Isi Cerita Dalam Sendratari Ramayana

Sekilas Tentang Ramayana

Wiracarita Ramayana merupakan karya Mpu Valmiki sekitar abad 1 SM di India. Ramayana adalah sebuah karya besar sepanjang sejarah kasya sastra yang terdiri dari tujuh buku mencakup 20.000 bait. Dalam tradisi seni India, Ramayana merupakan ‘adikavya’ atau sebagai puisi utama yang sangat berpengaruh. Valmiki menulis Ramayana untuk ditembangkan dengan lagu yang indah atau ‘shravya kavya’ diiringi alat musik petik dan perkusi. Selain itu, membaca kitab Ramayana adalah tradisi yang populer di India. Ramayana masuk ke Jawa dan Bali pada abad IX M, bahkan mungkin lebih tua lagi. Dalam prasasti yupa di Kutei abad V M, Mulawarman melaksanakan upacara korban ‘buhusuvarnaka’ yang juga disebut dalam Ramayana Valmiki. Prasati Wukajana abad IX M juga menyebut ‘macarita Ramayana’. Sedangkan Ramayana dalam relief candi juga ditemukan, salah satunya di Candi Lara Jonggrang/Prambanan. Relief yang terdapat pada candi tersebut merupakan relief yang terbagus dan terbesar di dunia (Haryono, 2012).

Cerita Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana mengadaptasi kisah dalam cerita Kitab Ramayana karya Mpu Valmiki. Adapun garis besar dalam cerita yang diangkat dalam Sendratari Ramayana tidak jauh berbeda seperti yang tertulis pada situs candidiy.tripod.com/ramayana.htm adalah sebagai berikut :

Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama Dewi Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya yaitu Shinta, dan akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh Putera Mahkota Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden Rama Wijaya. Namun dalam kisah ini ada juga seorang raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana, yang juga sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Shinta tetapi dia ingin memperistri Dewi Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati yang selama ini diimpikannya. Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai mereka bertiga, khususnya Shinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana mengubah seorang hambanya bernama Marica menjadi seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang ‘jadi-jadian’ itu, karena Dewi Shinta menginginkannya. Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka Rama berusaha mengejar kijang seorang diri sedang Shinta dan Lesmana menunggui.

Dalam waktu sudah cukup lama ditinggal berburu, Shinta mulai mencemaskan Rama, maka meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Shinta seorang diri Lesmana tidak lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut. Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar yaitu dengan mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun! Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan ia menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, Shinta dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu dapat mengenali Shinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.

Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya, namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica mengadakan perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya, dan pada akhirnya Rama berhasil memanah si raksasa. Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan Rama dan mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian, namun sesampainya Shinta tidak ditemukan. Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi ia hendak membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui bahwa yang menculik Shinta adalah Rahwana! Setelah menceritakan semuanya akhirnya si burung garuda ini meninggal.

Mereka berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Rahwana dan ditengah jalan mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman yang sedang mencari para satria guna mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari Hanuman, Sang kakak merebut kekasih adiknya yaitu Dewi Tara. Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali, dan akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara menjadi istri Sugriwa. Pada kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana di istana Alengka. Karena merasa berutang budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam menemukan kembali Shinta, yaitu dimulai dengan mengutus Hanuman persi ke istana Alengka mencari tahu Rahwana menyembunyikan Shinta dan mengetahui kekuatan pasukan Rahwana.

Taman Argasoka adalah taman kerajaan Alengka tempat dimana Shinta menghabiskan hari-hari penantiannya dijemput kembali oleh sang suami. Dalam Argasoka Shinta ditemani oleh Trijata kemenakan Rahwana, selain itu juga berusaha membujuk Shinta untuk bersedia menjadi istri Rahwana. Karena sudah beberapa kali Rahwana meminta dan ‘memaksa’ Shinta menjadi istrinya tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana habis kesabarannya yaitu ingin membunuh Shinta namun dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam kesedihan Shinta di taman Argasoka ia mendengar sebuah lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah kehadirannya diketahui Shinta, segera Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud kehadirannya sebagai utusan Rama. Setelah selesai menyampaikan maskudnya Hanuman segera ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka. Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak keindahan taman, dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh Indrajid putera Rahwana dan kemudian dibawa ke Rahwana. Karena marahnya Hanuman akan dibunuh tetapi dicegah oleh Kumbakarna adiknya, karena dianggap menentang, maka Kumbakarna diusir dari kerjaan Alengka. Tapi akhirnya Hanuman tetap dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar hidup-hidup, tetapi bukannya mati tetapi Hanuman membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan diri. Sekembalinya dari Alengka, Hanuman menceritakan semua kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah adanya laporan itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan diikuti pula pasukan kera pimpinan Hanuman.

Setibanya di istana Rahwana terjadi peperangan, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan dengan gugurnya Indrajit. Alengka terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana diminta oleh Rahwana menjadi senopati perang. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara Alengkadiraja.Dalam pertempuran ini pula Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya. Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pad akhir pertempuran ini Rahwana juga dapat dikalahkan seluruh pasukan pimpinan Rama. Rahmana mati kena panah pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.

Setelah semua pertempuran yang dasyat itu dengan kekalahan dipihak Alengka maka Rama dengan bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman menuju ke taman Argasoka menemui Shinta, akan tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah ternoda selama Shinta berada di kerajaan Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan Dewa Api, Shinta selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Dan akhir dari kisah ini mereka kembali ke istananya masing-masing.

Kandungan Cerita Sendratari Ramayana

Ada banyak sekali makna yang terkandung di balik cerita Ramayana. Kisah cerita Hanuman/Anoman ini dapat dimaknai sebagai simbol keberhasilan cita-cita manusia memperoleh keberhasilan dan menghilangkan ketidaksucian. Secara keseluruhan, Cerita Ramayana juga dimaknai sebagi lambang ‘kebaikan’ mengalahkan ‘kejahatan’ (Haryono, 2012). Nilai penting lain muncul dari keelokan budi satu tokoh Ramayana bernama Jumbakarna. Tubuhnya berupa raksasa tetapi memiliki juwa dan watak kstaria. Kumbakarna menyadari bahwa kakaknya, yaitu Raja Rahwana bertindak angkara yang menyebabkan peperangan dengan Rama. Pada akhirnya Kumbakarna gugur atas nama kesetiaan terhadap Negara, bukan atas kesetiaan terhadap kakaknya, Raja Rahwana yang angkara murka (Kusmayati, 2012).

Selain  makna kandungan cerita Ramayana di atas, tidak menutup kemungkinan ditemukan kembali pemaknaan terhadap cerita tersebut. Makna-makna positif yang terkandung kiranya mampu diterapkan sebagai pedoman dan tuntunan dalam kehidupan nyata di masyarakat. Pada akhirnya cerita Ramayana yang melegenda tersebut tidak hanya dikenal sebagai satu karya sastra saja, namun juga sebagai tuntunan dan juga tontonan dalam pertunjukan sendratari. Menjadikan kekayaan dan khasanah budaya bertambah dengan melestarian warisan nenek moyang untuk menuju tonggak kehidupan masyarakat yang berjati diri.

Daftar Pustaka

Hand out :

Haryono, Timbul. Perkembangan Epos Ramayana Di Nusantara Dalam Sumber Piktorial Dan Sumber Verbal. tidak diterbitkan, 2012.

Kusmayati, A.M. Hermien. RAMAYANA; Sumber Seni Pertunjukan Sepanjang Masa Dan Usia. tidak diterbitkan, 2012.

Soedasono, R.M.. Tiga Genre Dramatari Ramayana Yogyakarta; Wayang Wong, Langen Mandrawanara, Sendratari. tidak diterbitkan, 2012.

Internet :

http://www.candidiy.tripod.com/ramayana.htm diakses tanggal 21 Desember 2012.

Categories: berita, tulisan